MALUKU SATU DARAH

Rabu, 29 Desember 2010

Film “Fitna” Murni Pelecehan Islam

hasyim.jpg
“Komunitas umat beragama di Indonesia
tolak film “Fitna”:evil: …”
Komunitas Umat Beragama Indonesia di Jakarta, Kamis, menolak rencana pemutaran film “Fitna” yang dibuat oleh anggota Parlemen Belanda, Geert Wilders, yang isinya mendeskreditkan ajaran Islam.
Penolakan tersebut dituangkan dalam pernyataan bersama yang ditandatangani Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Hasyim Muzadi, Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Din Syamsudin, Ketua Konferensi Wali-gereja Indonesia (KWI), Mgr. M.D. Situmorang, dan Ketua Umum Persekutuan Gereja Indonesia (PGI), Pdt. A.A. Yewangoe.

Pernyataan tersebut ditujukan kepada Perdana Menteri Kerajaan Belanda, Jan Peter Balkenende, dengan tembusan pada Presiden RI, Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, serta Duta Besar Kerajaan Belanda di Jakarta.
Komunitas Umat Beragama Indonesia menyatakan, pemutaran film itu pastinya akan sangat menyakitkan perasaan umat Islam dan dapat menciptakan ketegangan baru bagi peradaban dunia, termasuk di antara para pemeluk agama.

“Dengan pertimbangan ini kami berharap Pemerintah Kerajaan Belanda dapat berusaha secara maksimal untuk mencegah pemutaran film dan penyebarannya,” kata Situmorang, membacakan pernyataan bersama tersebut.

Komunitas Umat Beragama Indonesia juga meminta Pemerintah Indonesia mengambil sikap tegas dalam mencegah penyebaran film tersebut di Tanah Air.
Menurut Hasyim Muzadi, jika film karya anggota Partai Kebebasan Belanda yang seorang atheis itu jadi disebarkan, maka pasti akan menimbulkan kehebohan di antara umat beragama, bukan hanya Islam.
“Khusus untuk Indonesia yang kita khawatirkan apabila itu terjadi adalah kalangan muslim salah paham, dikira itu serangan lain pada Islam,” katanya.

Oleh karena itu, para tokoh agama sebagai antispasi membuat pernyataan bersama yang bertujuan menyelamatkan harmoni kehidupan beragama di Tanah Air dan menunjukkan bahwa agama di luar Islam juga turut keberatan dengan film tersebut.

Sekretaris Eksekutif Komisi Hubungan Agama dan Kepercayaan KWI, Romo Benny Susetyo, menyatakan dampak film “Fitna” akan jauh lebih berat dari kasus karikatur Nabi Muhammad di Denmark.
Dikatakannya, ketegangan dunia Islam dengan Barat kini mulai mencair, dan keberadaan film “Fitna” bisa menumbuhkan ketegangan baru yang tentunya akan menguras energi.
“Karena itu, Pemerintah Belanda harus tegas demi perdamaian dunia,” katanya menambahkan

Posting Terkait





Artikel Terkait:

Views

Tidak ada komentar:

Posting Komentar