MALUKU SATU DARAH

Sabtu, 25 Desember 2010

memprovokasikan sejarah siri sori islam



Akhir-akhir banyak tulisan di media yang membuka secara lugas beragam kearifan loakl yang  yang ada di Maluiku. Salah satu dari sekian keragaman itu adalah Sejarah dnegeri Siri Sori (Islam). Dalam artikel yang dimuat  di Harian Ambon Ekspres dalam beberapa episode. Sesuatu yang sangat menggembirakan kalau media turut berpartisifasi dalam prosen transfgormasi sejarah Maluku yang diaanggap vakym selama hampir satu dekade terakhir.
Akan tetapi penulisan sejarah secara tiba-tiba dalam sebuah media tentunya bisa menimbulkan pretensi negatif dan tidak dapat diterima oleh logika, jika penulisan sejarah hanya mengedepankan unsur negatifitas dan subyektifitas itu memmunculkan persoalan baru dalam logika masyarakat yang memahami tradisi dan kearifan lokal sepanjang hayat di mana mereka dilahirkan.
Tidak terasa kemudian beragam persoalan dijadikan satu dalam konteks masyarakat Maluku, yang memposisikan sebagian dari mereka sebagai masyarakat marginal atau yang terlahir dari sebuah sub kultur budaya yang dianggap berbeda dengan orang-orang yang berani menulis sejarah selama ini.
Kasus penulisan sejarah negeri Siri Sori (Islam) misalnya, bisa dinilai bahwa penulis telah mengoptimalkan beragam argumen, dengan tujuan memposisikan masyarakat Islam sebagai starata masyarakat yang lahir dari sebuah hegomoni patriarki kekuasaan penjajah. Kondisi ini bisa ditandai dengan penempatan beberapa tokoh yang dianggap tidak relevan---yang lain dianggap heroik dan sisanya cuma pelengkap dari situasi  sejarah yang tidak menguntungkan itu.
Sejarah Desa Siri Sori islam tidak bisa dipublikasikan secara terpisah dengan kondisi kultural maupun keagamaan yang ada saat ini. Yang mendominasi sejarah Siri Sori (Islam) adalah sebuah landasan keagamaan yang mengikat berdasarkan pertimbangan adat. Suatu situasi yang benar-benar dimanfaatkan penjajah atau para penulissejarah untuk membedakan, bahwa urgensi kepemilikan sejarah adalah pengaruh dari kekuasaan kolonial yang memposisiakan tokoh-tohkoh di luar Islam sebagai ujung tombak dan pelaku sejarah tunggal.
Kita bisa membaca bahwadalam narasi histororis tentang sejarah siri sori (islam) dipenuhi dengan momen utupia,dimana yang disaklarkan dalam justifiksi  terhadap kepemimpinan toko-toko sejarah yang beragama tertentu,sehingga menimbulkan yuridiksi bahwa desa siri-sori islam adalah sebuah desa yang dilahirkan dari perasaan inperior dan atas kehendak mereka yang sangat subyektip terhadap para leluhur yang tidak menghendaki ketidakjelasan serupa dinerikan bagi anak cucu mereka.
Sejarah sering kali diputarbalikan oleh orang-orang yang tidak termasuk dalam pelaku sejarah.hal ini menimbulkan sebuah pemehaman yang keliru atas sejarah (historical syindrome) diamana orang lain tidak tahu apa dan latar belakang sesungguhnya dari sejarah yang ditulis.
Dengan sangat menyederhanakan masalah pemutarbalikan fakta ini menghasilan kesimpulan yang dianggap memiliki validitas atas diyakini oleh publik,bahwa desa-desa yang beragama islam adalah sebuah bentukan yang berasal dari hegomoni dan superoritas toko-toko atau(kalau tidak disebut pahlawan).validitas sepihak tentunya tidak bisa diterima karena akan menghasilkan distori tentang nilai-nilai sejarah selama ini,menurut saya ,testimono terhadap keapsahan suatu sejarah perlu diletakan pada substansi sebenarnya.keabsahan ini tidak bisa dilakukan atas dasar spekulasi,atau sipat seenaknya,yang menjurus pada suasana mencekam,dimana sejarah adalah sebuah argumentasi klasik yang dijafikan sebagai media untuk menghancurkan keberadaan sesama orang basudara.ini bukan berarti bahwa sejarah maluku tidak boleh dipublikasikan,tetapi membuka sejarah sebagai kotak panora,tentunya akan menimbulkan malapetaka
Kalau kita jujur tidak ada satu pun sejarah dimaluku yang bisa dipertahankan atas dasar klaim individual,atau membenarkan sejarah kita sendiri dan menyalahkan atau menganggap sejarah orang lain salah.atas dasar itu, sejarah dimaluku berjalin kelindan dalam kontropersi.kedudukan dalam perang patimura misalnya hampir mengiring kita dalam perpecahan internal,karna yang muncul adalah organisasi yang mengidentipikasi sosok pattimura dengan simbol-simbol kepahlawanan yang memiliki   dibeberapa desa adat dimaluku
Klai terhadap asal dan tuntutan sebagai anak cucu pattimura,bisa muncul dibawah sadar(kalau bukan teror dibawah sadar) karena dilandasi oleh slogan dan simbol yang belum terbukti secarah valid dalam diskursus sejarah pattimura itu sendiri.lalu apa yang kita banggakan jika sosok yang dianggap heriok itu menyisahkan kegundahan didalam batin kita.sama halnya dengan organisasi beberapa pihak yang memposisikan sejarah orang atau beberapa desa sebagai suplimasi pinggiran”tanpa asal yang sebenarnya” lalu mengungguli sejarah mereka .mempropokasi sejarah tentunya bukan tugas siapapun,karena kita sendiri adalah hasil dari propokasi itu yang telah memecahkan kita dari segelintir kepentingan selama ini.
Orang –orang basudara yang hidup selama ini tetunya ”tergiur” dengan kemewahan dan kelezatan sejarah,tentunya dikendalikan berdasarkan nalar obyektip denagan kalkulasi matang,sehingga tiodak menimbulkan bias dan aroma subyetipitas.
Mempropokasi sejarah desa siri sori islam adaloah konsekuensi logis dari sebuah desain global,dimana desa –desa tertentu dimarjinalkan atas kehendak penghilangan identitas mereka.sesuatu yang muncul secara tiba-tiba dimmana se3jarah logika sejarah dipertetangkan untuk logika keserahakan,superoritas,dan dominasi baru. Jadi keyakinan terhadap nasip sejarah bagi desa-desa lain akan menemukan nasip yang sama jika tidak mempertahankan diri dari organisasi sekolompok orang yang ingin mempropokasi dan memutarbalikan fakta.
Kami punya keturunan laki-laki,perempuan,tua mudah berjuang tanpa pamrih,mereka punya tempat rumah dan tanah,mengobarkan perang,meradang dan menoreh darah dalam setip jengkal kaki dan napas.mereka tidak tahu apakah ini penipuan atau pembebasan?kebodohan yang misterius?yang dipaksakan oleh siapapun,kita sendiri tidak pernah tahu.maka model penulisan sejarah yang mendiskreditkan itu bisa dihentikan karna akan membuat sentimen kesejarahan yang menimbulkan kom plik.
Narasi sejarah bisa akan terhindar dari kekacawan penulisan sejarah jika orang menulis bersifat netral,meskipun unsur subyektipitas mengharuskan mereka bersipat tidak jujur dan berbut curang dan merugikan orng lain/tetapi sejarah maluku adalah faktor genial yang memposisiksn masyarakat islam dan kristen sebagai komunitas yang berlawanan.tetapi sejarah berkata,lain ”kemungkinan”mereka menempatkan sejarah islam meluku sebagai terminologi awal,bahwa menulis sejarah tentang maluku orang harus melihat islam sebagai kultural yang perkembangannya dikekang oleh penjajah saat itu.
Tetunya atas dasar menghidari subyektipitas, kita tidak boleh gegabah menulis dan berucap sesuai denagan selerah perut.kalau urgensi sejarah diarahkan pada kepentingan politik dan ekonomi tentunya berakibat fatal pada kesinambungan  historisitas sejarah,tetapi melihat sejarah sebagai mom en untuk memajukan peredaban dimaluku.

Posting Terkait





Artikel Terkait:

Views

2 komentar:

radista mengatakan...

berbicara tentang sejarah negeri siri-sori islam kita harus balik dulu ke beberapa abad dahulu dan kita seharusnya bertanya siyapa yang membawa atau mendirikan negeri siri-sori islam.........
sebernanya kita bisa menemukan fakta yang bisa membuka sebenarnya siyapa yang membawa atau mendirikan negeri siri-sori islam... tetapi anak cucu dari negeri tersebut hanya memikirkan hal-hal yang merugikan negeri tersebut...
ada beberapa orang saja yang mengetahui siyapa yang membawa atua mendirikan negeri siri-sori islam tersebut seperti: abang mahmut patty,muhammad taib wattiheluw dan lain-lain.
muhammad mengatakan bahwa yang mendirikan negeri siri-sori islam itu adalah syeh abdurrahman assagaff maulana syariki yarimullah adalah orang yang mendirikan kerajaan sir yang sekarang kita ketahui namanya yaitu negeri siri-sori islam....

radista mengatakan...

ketika orang bertanya-tanya siyapa si yang menemukan negeri ini....????? kendaraan apa yang membawanya ke negeri siri-sori islam ini....??? jawaban yang tepat buat menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas adalah.........???????
1. orang yang menemukan negeri ini adalah syeh abdurrahman assagaff maulana syariki yarimullah
2. kendaraan yang iya pakai adalah sebuah rakit atau bahasa siri-sori islamnya adalah kole-kole...
kalau kita berbicara tentang negeri siri-sori islam kita harus tau dulu bagaimana perjalanan syeh abdurrahman bisa sampai ke negeri itu

Posting Komentar